1.
KOTA REMBANG
Pada dasarnya Kabupaten Rembang
mempunyai potensi pariwisata yang sangat besar dan tersebar, dengan didukung
oleh letak geografis, kekayaan alam, seni dan budaya daerah, serta ciri khas
yang menarik. Potensi pariwisata dan seni budaya Kabupaten Rembang yang sudah
berkembang maupun belum berkembang, adalah sebagai berikut :
ASAL USUL REMBANG
Pintu Masuk Kota Rembang
Kantor Pemerintah Kab.Rembang Masjid Agung Rembang
Lokasi Makam Sedolaut (
Adipati I Rembang )
Sekitar Tahun Saka 1336, datanglah orang
Campa Banjarmati sebanyak delapan orang yang pandai membuat gula tebu.
Orang-orang Campa itu pindah dari negerinya untuk membuat gula tebu. Mereka
dipimpin oleh Kakek Pow Ie Din berangkat melalui lautan menuju ke Barat hingga
mendarat di sekitar sungai dan kanan kirinya ditumbuhi pohon bakau. Ketika
mendarat, mereka melakukan do’a dan semedi; setelah itu mulailah menebangi pohon bakau yang selanjutnya tanah itu dijadikan
pertegalan / pekarangan serta perumahan dan perkampungan.
Kampung
tersebut dinamakan KABONGAN berasal dari “BAKAU” menjadi “ Ka-Bong-An (Kabongan)”. Pada suatu
hari saat fajar menyingsing pada bulan Waisaka orang-orang mulai “ngerembang“
(mbabat; memangkas) tebu. Sebelum Ngerembang tebu dimulai terlebih dahulu
upacara suci sembahyang dan semedi di tempat tebu serumpun, yang akan dipangkas
2 batang tebu (dinamakan “tebu pengantin”). Upacara pemangkasan tebu tersebut
dinamakan “ngRembang Sakawit”…
Dari kata
ngerembang inilah kemudian menjadi kata “Rembang” nama kota Rembang yang
sekarang ini. Menurut Sahibul Hikayat dengan nama samaran mBah Guru, Upacara
“ngRembang Sakawit” dilaksanakan pada hari Rabo Legi, saat dinyanyikan kidung
Minggu Kasada Bulan Waisaka Tahun Saka 1337 dengan Candra Sengkala : Sabda Tiga Wadha Isyara.
|
MASJID AGUNG &
KOMPLEK MAKAM ADIPATI I REMBANG ( PANGERAN SEDOLAUT )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar